Sabtu, 17 Maret 2012 | By: RifkiArya

Ratapan Korban Kelaparan Ethiopia



     Saya yakin anda pasti pernah melihat foto ini. Foto mengenai seorang anak yang kelaparan bersusahpayah mencapai camp tempat pemberi bantuan makanan dimana burung gagak tersebut sedang menanti kematiannya. Didalam berbagai laporan media cetak maupun elektronik, anda dapat mengetahui bahwa Ethiopia terdapat +/- enam sampai tujuh juta orang dalam kondisi kelaparan. Bagi anda yang mempercayai hukum karma dan reinkarnasi, berikut saya kisahkan sebuah kisah tentang arwah yang mengikat jodoh di vihara th 1992. Arwah tersebut pernah dilahirkan di Ethiopia.

     Beliau bernama Saipamurike yang seorang penduduk Ethiopia. Saipamurike juga pernah dititiskan menjadi hewan dan pengemis.  Saipamurike menuturkan, dulu beliau dilahirkan sebagai seorang wanita dalam keluarga miskin di dinasti Sung dengan nama Lian Hui Ciin. Sifat Hui Cin keras kepala, paras wajah pun tidak cantik. Untuk menutupi kejelekan, saat orang menyumbang pakaian terlebih dahulu memilih yang terbaik untuk diri sendiri baru dibagikan ke keluarga. Sering ribut meminta uang pada orang tua untuk membeli kosmetik dan bedak. Dalam hati ingin mendandani diri secantik wanita lain.

     Orang tua Hui Ciin adalah pemeluk Budha yang taat, meskipun diri sendiri kekurangan tetap berpuja bakti dan beramal. Hui Ciin sering kali mengeluhkan sikap orang tuanya yang bukannya memberikan harta pada anak malah diamalkan ke bikhu. Hui Ciin juga tak pernah mau membersihkan altar leluhur dan dewa budha. Beliau berfikir lebih baik menyembah Dewa Rejeki, mungkin masi bisa memberi rejeki.Pada masa itu ada putra seorang gembong yang lalim bernama tuan Ma. tak ada wanita yang mau menikah dengannya dikarenakan sifat dan latar keluarga yang buruk. Namun Hui Ciin karna jenuh dengan  hidup susah kemudian bersolek untuk memikat tuan Ma. Sejak menjadi nyonya Ma, sifat kementerengan Hui Ciin makin menjadi. Hui Ciin bahkan tak segan berharap orang lain mempunyai masalah sehingga punya kesempatan mengerjai hartanya. Hui Ciin juga sangat memanjakan anak. Makanan yang tidak enak mereka tak mau makan. Membiarkan pembantu yang membereskan. Diri sendiri dan anak2 diberikan pakaian mewah sedangkan terhadap orang tua Hui Ciin tidak menghiraukan. Jika disuruh beramal, Hui Ciin paling pelit. Dan yang paling memalukan, diam - diam memelihara pria simpanan.

     Hui Ciin semasa hidup tidak mengerti menyayangi dan mengumpulkan rejeki. Menikmati sampai habis semua rejeki, akibatnya sering kehilangan barang yang tanpa mengerti apa sebabnya.  Meskipun sandang pangan tercukupi, namun makin hari tubuh makin kurus. Khawatir kurus membuat jelek, makin banyak makan yang bergizi. Namun tubuh tak mau menerimanya, lambung dan perut Hui Ciin sering terasa nyeri dan kejang. Lalu mengalami bengkak di tenggorokan sehingga sulit menelan makanan. Wajah Hui Ciin pun lambat laun berubah seperti setan kelaparan. Dalam keadaan sakit, anak - anak Hui Ciin tidak terlalu memperhatikan, mertua hanya mengijikan pembantu yang mengurus. Pada usia 39 tahun terjadi wabah penyakit menular didaerah tersebut. Hui Ciin tertular dan kemudian meninggal.

     Hui Ciin kemudian terjerumus dalam jalur setan kelaparan, bentuk wajah setan kelaparan amatlah buruk. Rambut sekeras duri, bila tertusuk badan akan terasa sakit sekali. Jika semasa hidup tak mau beramal air, maka saat menjadi setan kelaparan akan selalu kehausan. Bertemu sumber air ketika akan diminum airnya akan mengering dengan sendirinya. Tubuh bila terkena air hujan maka berubah menjadi bunga api. Demikian lah Hui Ciin menuturkan penderitaannya selama didalam neraka yang kering. Bila didunia berfoya - foya dan tidak mau beramal, maka ketika menjadi setan kelaparan akan selalu mengalami kelaparan. Kemana - mana mencari urine untuk dimakan.

     Ada satu hal yang perlu diperhatikan, makanan dan buah yang akan dipersembahkan untuk Budha, Suci ataupun arwah, tidak boleh mencicipi sebelum dipersembahkan. Bagi orang yang melanggar akan dijalur setan kelaparan. Hingga saat Hui Ciin bercerita, beliau masih terus dititiskan di empat macam bentuk kelahiran yang paling hina. Sementara ada orang yang pelit semasa hidup akan dititiskan meninggal di rahim ibu, usia pendek dan tidak memiliki rejeki menikmati makanan semasa hidup. Hui Ciin semasa hidup senang menghina orang miskin, sehingga hampir disetiap kelahiran selalu lahir dikeluarga yang pernah berseteru dengannya dikehidupan lampau. Kalau tidak bungkuk badannya, bisu bisa juga memiliki penyakit tersedak, yang kalau setiap kali makan akan tersedak. Selalu dipandang rendah orang, ditakuti anjing galak serta menjadi pengemis.  Terakhir kalo Hui Ciin terlahir di
Ethiopia. Kehidupan disana sangat terbelakang. Ada yang membangun rumah dengan kotoran sapi, atau tinggal dirumah yang atapnya terbuat dari seng yang direkatkan dengan tanah liat. Dikota Lagos, Nigeria merupakan daerah kumuh semua. banyak orang disana yang tidak memiliki rumah dengan empat dinding tembok. Pada umumnya orang Afrika menderita penyakit cacingan, malaria, diare dsb.

     Dulu anak Hui Ciin meniru gayanya yang boros, nasi dan lauk yang jatuh kelantai tidak dipungut. akibatnya sama - sama terlahir di Ethiopia dan menjadi anjing piaraan Hui Ciin. Sejak kecil slalu kepasar memunguti sayur mayur dan buah di bak sampah. Dulu Hui Ciin sering memhina biksu dan mengusir pengemis, akibatnya dilahirkan menjadi orang dungu, buta aksara berbadan pendek, gigi sering rontok, badan dan mulut slalu berbau. Dahulu berfikir membersihkan meja altar hanya menghabiskan air, akibatnya dilahirkan dengan keadaan kulit badan yang hitam dan kotor, mandi hanya dengan segayung air, bahkan seringkali tidak mandi.

     Pada abad ke 20 di Nigeria pun terjadi beberapa kali bencana kelaparan dalam skala besar. Burung - burung dan binatang liar banyak yang mengungsi keluar daerah, hewan peliharaan pun banyak yang mati kekeringan. Kehidupan penduduk disana hanya mengandalkan pasokan makanan dari lembaga bantuan internasional. Bila bisa cepat mati, ya sudahlah.  Namun bila tidak bisa mati itu baru menderita. Jumlah korban yang meninggal pun banyak, namun jumlah kelahiran juga banyak. Hal ini menunjukkan kehidupan umat masa kini sudah terlalu royal. Warga Ethiopia kebanyakan bertelanjang kaki dan tak punya pakaian. Terakhir arwah Hui Ciin memohon para budiman agar bisa menolong arwahnya dengan melimpahkan jasa pahala.  Beliau juga menasehati umat agar tidak makan lagi ketika malam, juga ketika makan jangan bersuara atau mengetuk piring dan sendok. Dengan demikian setan kelaparan tak sampai mendengar suara makan, piring dan mangkok lalu tenggorokannya mengeluarkan api, mau makan pun tiada yang bisa dimakan, hanya menambah derita saja. Setan kelaparan tak akan bisa makan kenyang kecuali melalui bantuan kekuatan magis Budha yang bisa mengubah makanan menjadi embun nan manis.

     Berharap umat di dunia sewaktu memberi sesajian pada upacara sembahyangan janganlah menggunakan  sesajian berjiwa, jika tidak akan memperparah sifat kejam para arwah dan kian memperkeruh jiwanya sehingga tidak bisa diberkati oleh welas asihnya Budha. Lagipula akan berakibat umat didunia diganggu oleh setan jahat sehingga keluarga tidak tentram.

     Demikian saya kutip penuturan dari arwah Hui Ciin. Berikut saya lampirkan beberapa foto tragis Ethiopia, bukankah terdapat kesamaan mengenai setan kelaparan penuturan Hui Ciin dan keadaan di Ethiopia? Semoga setelah pembaca membaca cerita ini bisa mengambil hikmahnya serta lebih menyayangi rejeki yang kita miliki. Rajin - rajin beramal dan melimpahkan pada arwah yang kelaparan. Semoga semua mahluk berbahagia.






Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

Post Comment