Kamis, 05 Januari 2012 | By: RifkiArya

Renungan Untuk Palestina




Oleh : Abu Abdillah Al Jawy

Kita menyaksikan dan mendengar dengan penuh kegalauan dan kesedihan akan apa yang telah terjadi dan sedang terjadi yang menimpa saudara-saudara kita muslimin Palestina dan lebih khusus lagi di Jalur Gaza, dari angkara murka dan terbunuhnya anak-anak, kaum wanita dan orang-orang yang sudah renta, dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kehormatan, rumah-rumah serta bangunan-bangunan yang dihancurkan dan pengusiran penduduk. Tidak diragukan lagi ini adalah kejahatan dan kezhaliman terhadap penduduk Palestina.


Dan dalam menghadapi peristiwa yang menyakitkan ini wajib atas umat Islam berdiri satu barisan bersama saudara-saudara mereka di Palestina dan bahu-membahu dengan mereka, ikut membela dan membantu mereka serta bersungguh-sungguh dalam menepis kezhaliman yang menimpa mereka dengan sebab dan sarana apa pun yang mungkin dilakukan sebagai wujud dari persaudaraan seagama dan seikatan iman. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara”.(Al Hujurat: 10)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain”. (At-Taubah: 71)
Dan Nabi J bersabda:

“Seorang mukmin bagi mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan yang saling menopang, lalu beliau menautkan antar jari-jemari kedua tangannya”.)Mutta-faqun ‘Alaihi(
Dan beliau J juga bersabda yang artinya: “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecin-taan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur”.)Muttafaqun ‘Alaihi(
Dan beliau J juga bersabda yang artinya: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak mendzalimi saudaranya, tidak menipunya, tidak memperdayanya dan tidak meremehkan-nya”. (HR. Muslim)

Dan pembelaan bentuknya umum mencakup banyak aspek sesuai kemam-puan sambil tetap memperhatikan kea-daan, apakah dalam bentuk benda atau suatu yang abstrak dan apakah dari awam muslimin berupa harta, makanan, obat-obatan, pakaian, dan yang lain sebagainya. Atau dari pihak pemerintah negeri-negeri Islam dengan memper-mudah sampainya bantuan-bantuan kepada mereka dan mengambil posisi di belakang mereka dan membela kepen-tingan-kepentingan mereka di pertemuan-pertemuan, acara-acara, dan musya-warah-musyawarah antar negara dan dalam negeri. Semua itu termasuk ke dalam bekerjasama di atas kebajikan dan ketakwaan yang diperintahkan di dalam firman-Nya: “Dan bekerjasamalah kalian di atas kebajikan dan ketakwaan”. (Al Ma’idah: 2)

Dan termasuk dalam hal ini juga, menyampaikan nasihat kepada mereka dan menunjuki mereka kepada setiap kebaikan bagi mereka. Dan di antaranya yang paling besar, mendoakan mereka pada setiap waktu agar cobaan ini diangkat dari mereka dan agar bencana ini disingkap dari mereka dan mendoakan mereka agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memulihkan keadaan mereka dan mem-bimbing amalan dan ucapan mereka.

Dan sesungguhnya kami mewasiat-kan kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di Palestina untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana kami mewasiatkan mereka agar bersatu di atas kebenaran dan meninggalkan perpecahan dan pertikaian, serta menutup celah bagi pihak musuh yang memanfaatkan kesempatan dan akan terus memanfaatkan )kondisi ini( dengan melakukan tindak kesewenang-wenang-an dan pelecehan.

Dan kita menganjurkan kepada semua saudara-saudara kita untuk menempuh sebab-sebab agar terangkat-nya kesewenang-wenangan terhadap negeri mereka sambil tetap menjaga keikhlasan dalam berbuat karena Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mencari keridhaan-Nya dan mengambil bantuan dengan kesabaran dan shalat dan musyawarah dengan para ulama dan orang-orang yang berakal dan bijak di setiap urusan mereka karena itu semua potensial kepada taufik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan langkah yang benar.

Perlu kita ingat bahwa perjanjian damai dengan orang kafir bukanlah hal yang hina. Sejarah mencatat Rasulullah J melakukan perjanjian Hudaibiyah dengan musyikin Quraisy. Ketika itu sebagian shahabat tidak setuju dengan isi perjanjian tersebut karena sebagiannya dipandang merendahkan kaum muslimin. Akan tetapi, Rasulullah J yang telah diberi wahyu Allah Subhanahu wa Ta’ala tetap melakukannya dan terbukti per-janjian itu mendatangkan keuntungan yang demikian besar bagi kuam muslimin. Oleh karena itu, memperhitungkan kekuatan, maslahat, maupun kerugian dalam berperang menghadapi musuh merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam setiap perjuangan kaum muslimin tidak terkecuali di Palestina. Bukan tindakan yang benar kalau jihad dilakukan tanpa perhitungan yang matang sehingga membawa dampak yang sangat parah bagi kaum muslimin yang lemah baik wanita maupun anak – anak.

Tidak kalah pentingnya bagi kaum muslimin di Palestina untuk memperbaiki akidah/keyakinan mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menjauhi berbagai bentuk kesyirikan. Dengan inilah akan terwujud apa yang Rasululllah J janjikan kepada kaum muslimin di Negeri Syam )termasuk Palestina( berupa keme-nangan atas Yahudi dan Nashara yang kaum kafir itu tidak menginginkan kecuali agar kaum muslimin tunduk kepada mereka.

Sebagaimana kita juga mengajak kepada orang-orang yang berakal di setiap negeri dan masyarakat dunia seluruhnya untuk melihat kepada ben-cana ini dengan kacamata orang yang berakal dan sikap yang adil untuk memberikan kepada masyarakat Pales-tina hak-hak mereka dan mengangkat kezhaliman dari mereka agar mereka hidup dengan kehidupan yang mulia. Sekaligus juga berterima kasih kepada setiap pihak yang berlomba-lomba dalam membela dan membantu mereka dari negara-negara dan individu.

Kalimat Untuk Bangsa Yang Dimurkai

Bangsa Yahudi adalah umat rendah dan hina dan bahkan sifat itu telah melekat pada diri kalian sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan dalam surat Ali Imran 112. Maka, apa yang telah kalian perbuat kepada kaum muslimin di berbagai penjuru dunia terlebih kepada saudara kami di Palestina akan Allah balas dengan adzab yang pedih sebagaimana Allah telah janjikan dalam surat Al Israa 4-8. Apa yang kalian sangka sebagai kemenangan atas kaum muslimin iu pada hakikatnya bukan kemenangan atas agama Islam ini karena kalian tidak menang terhadap kaum muslimin yang memiliki akidah/keyakinan sebagaimana keyakinan Muhammad J dan para shahabatnya. Kalian tidak menang kepada kaum yang menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan murni dan ikhlas. Hanyalah kalian merasa menang kepada kaum muslimin yang telah banyak meninggalkan ajaran nabi mereka dan menyelisihi jalan generasi terbaik dari umat ini. Kalian merasa menang terhadap kaum yang sebenarnya tujuan perjuangan mereka bukan tujuan jihad Muhammad J dan shahabatnya. Maka, janganlah kalian berbangga dan sombong.

Tunggulah janji Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk merendah-kan kalian melalui tangan – tangan kaum muslimin yang benar – benar menerapkan kemurnian ajaran Islam ini sebagimana Muhammad J mengajari para shahabat-nya.

Kalimat Untuk Kaum Muslimin

Israel sebenarnya merupakan nama yang diambil dari “Israail” yang tidak lain merupakan nama lain dari Nabiyullah Ya’qub ibn Ishaq ibn Ibrahim ‘alaihimus-salam yang tidak lain adalah ayah dari Nabi Yusuf ‘alaihissalam. Oleh karena itu, nama yang mulia ini tidak seyogyanya kita berikan untuk sebuah bangsa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala memurkainya. Kita cukup menamai bangsa ini dengan bangsa Yahudi sebagaimana Al Qur’an menyebutkannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerin-tahkan kaum muslimin di dalam setiap rakaat mereka ketika Al Fatihah dibaca agar kaum muslimin dari jalan “Almaghdhuubi ‘alaihim” yang ditafsirkan oleh para ahli tafsir dengan orang Yahudi dan siapa saja yang mengikuti jalan mereka. Maka, sudah merupakan kete-tapan Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa kaum muslimin dan Yahudi tidak akan bersatu sampai mereka memeluk agama Islam ini dengan seutuhnya.

Kalau kita melihat kenyataan yang ada dimana kaum muslimin merasa hina dan rendah dihadapan sebuah bangsa yang Alllah Subhanahu wa Ta’ala telah memurkainya maka ini membuat kita harus berpikir kembali menelaah apa yang salah dari berbagai usaha yang telah kita tempuh. Kaum muslimin di negeri ini telah memiliki ribuan, atau puluhan ribu pesantren dan sekian banyak apa yang dinamakan dengan universitas Islam. Tapi, kenapa kenyataan pahit itu masih terus kita rasakan? Oleh karena itu, peninjauan ulang harus kita lakukan. Kita jauhi berbagai bentuk tasyabbuh/ penyerupaan terhadap orang kafir yang Rasulullah J telah melarangnya karena tasyabbuh menggiring kepada kerendah-an kita di hadapan kaum kafir.

Kita juga meminta kaum muslimin untuk melihat setiap apa yang akan mereka kerjakan dengan kaca mata syariat Islam. Apa yang dilakukan sebagian kaum muslimin dengan berlatih jihad sambil membekali diri dengan jimat anti bacok atau anti peluru bukanlah hal yang benar. Rasulullah J yang merupa-kan makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala terbaik terkena panah pada Perang Uhud.

Demikian pula para shahabatnya tidak terlepas dari sayatan pedang, tikaman tombak, atau anak panah. Kalau seandainya memakai jimat dibenarkan dalam Islam niscaya mereka akan memakainya.

Kami mohon kepada Allah Subhana-hu wa Ta’ala dengan nama-nama-Nya yang terindah dan sifat-sifat-Nya yang tertinggi untuk menyingkap kesedihan dari ummat ini dan memuliakan agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya dan memenangkan para wali-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya dan menjadikan tipu daya mereka bumerang bagi mereka dan menjaga ummat Islam dari kejahatan-kejahatan mereka, sesungguhnya Dialah Penolong kita dalam hal ini dan Dzat Yang Maha Berkuasa.



Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

Post Comment