Minggu, 06 Mei 2012 | By: RifkiArya

OH.. AKTIVIS... KAU BEGITU HEBAT, BERKHARISMA, DAN BERSEMANGAT. NAMUN.











Oh.. Aktivis...


Kau begitu hebat dengan segala aktivitasmu, siang maupun malam hari seperti tanpa henti kau memikirkan ummat ini. Terkadang banyak orang yang heran dengan sikapmu yang sangat aktif seperti itu. Membuat orang sangat iri, ingin rasanya mereka ikut terjun bersamamu untuk melakukan sebuah pekerjaan, walaupun mereka hanya tahu kau aktif dalam acara saja (bukan sebagai aktivitas dakwah).




Oh.. Aktivis...


Kau sangat memesona banyak orang. Disibukan dengan berbagai macam kesibukan yang jarang dinikmati oleh orang-orang biasa pada umumnya. Namun engkau tetap teguh dalam alam perjuangan yang begitu penuh tantangan juga kesabaran.




Oh.. Aktivis...


Kau begitu bersemangat ketika melakukan aktivitas dakwahmu. Hadir dalam rapat (syuro) pada waktu yang tepat. Terkadang kau menunggu banyak wajah orang untuk memulai rapat yang kau sudah rencanakan. Namun kau tetap yakin dan teguh dalam menunggu orang untuk memulai rapat.




Namun.. Sayang seribu sayang...


Kau begitu hebat dalam aktivitasmu... Namun mengapa kau seringkali meninggalkan mereka yang berada di dekatmu? Terkadang kau melupakan teman dekatmu yang selalu bersamamu. Terkadang kau meninggalkan kewajibanmu dalam ber-birrul walidain kepada orang tuamu. Terkadang kau memakai banyak alasan untuk sebuah kepentingan yang lebih besar daripada mengurusi mereka. Lalu, siapa yang mengurusi mereka selain dirimu yang hebat itu?




Kau sangat memesona banyak orang... Namun dengan kharismamu yang begitu baik dan membuat orang tersanjung kepadamu, seringkali kau melupakan niat dalam aktivitasmu. Seringkali di dalam hati ini terbesit seseorang yang belum halal bagimu. Seseorang yang berada bersama dalam organisasimu. Seseorang yang sering kali kau lirik dan merasa nyaman bersama dekatnya. Seringkali di dalam hati ini. Seringkali pandangan ini memandang yang bukan haknya. Seringkali niatmu terpeleset dipinggir jalan dalam melaksanakan sebuah kewajiban. Bukankah kau niatkan segala aktivitasmu untuk mendapatkan Ridho-Nya? Lalu mengapa kau terus mengulangi kesalahan yang sama?




Kau begitu bersemangat dalam aktivitas dakwahmu, rapatmu, dan acaramu... Namun ketika Jihad Ilmi menyapamu, seringkali kau patah semangat. Seringkali ketika ujian akademik menerpa, engkau tak bersemangat seperti rapatmu yang terkadang bisa sampai tiga kali sehari. Seringkali ketika Ujian Akhir Semester melanda, engkau langsung menurunkan semangatmu. Bukankah Jihad Ilmi juga termasuk dalam dakwahmu? Lalu bagaimana kau dapat menebar kebaikan jika qudwah yang kau contohkan membuat mereka meremehkanmu?




Semoga kita dapat menyeimbangkan antara aktivitas, kebajiban , dan tanggung jawab kita kelak.



Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

Post Comment