"Perawan Muslimah"
Malunya sang perawan itu
Bukan dibuat-buat
Ia malu kerana dirinya bak mawar mekar
Yang tak bisa disentuh sebarangan
Melainkan hanya yang berani
Terluka dan berdarah jarinya.
Malunya sang perawan itu
Terpancar pada binar matanya
Dia tersipu
Dia bersimpuh
Dia pemalu
Malunya sang perawan itu
Kerana Allah menjadikan hatinya lembut
Bak kapas putih tak bersentuh
Bak sutera cina tak bercorak
Jangan pernah minta sang perawan melanggar etika dirinya
Melakukan sesuatu diluar batasnya
Hatta ummahatul mukminah siti aisyah dijaga malunya.
Humairah humairah gelar dirinya
Sang merah pipinya kerana malunya.
***
Salim bin Abdullah dari ayahnya, mengatakan bahwa Rasulullah saw lewat pada seorang Anshar yang sedang memberi nasihat (dalam riwayat lain: menyalahkan) saudaranya perihal malu. (Ia berkata, "Sesungguhnya engkau selalu merasa malu", seakan-akan ia berkata, "Sesungguhnya malu itu membahayakanmu.") Lalu, Rasulullah saw. bersabda, "Biarkan dia, karena malu itu sebagian dari iman."
Sifat malu adalah ...dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk adalah kebengisan tabi'at dan kebengisan tabi'at di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
Malu itu tidak datang kecuali dengan membawa kebaikan. (HR Muslim)
Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal.
Tidak ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub (rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong yang lebih kokoh dari musyawarah.
Tidak ada kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dari akhlak yang luhur.
Tidak ada wara' yang lebih baik dari menjaga diri (memelihara harga dan kehormatan diri), dan tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)
--------
0 komentar:
Posting Komentar
Post Comment